Banner v.2
Banner v.1

Begundal Sokawera, Kumpulan Pemuda Peduli Sosial, Bersama Gunakan Nurani dan Akal Bantu Masyarakat

Begundal Sokawera, Kumpulan Pemuda Peduli Sosial, Bersama Gunakan Nurani dan Akal Bantu Masyarakat

Kegiatan berbagi bahagia bukber bersama dan santunan anak yatim bersama Begundal Sokawera, Jumat (28/3) maghrib.-SULISTIYA UNTUK RADARMAS-

Begundal. Di Desa Sokawera Cilongok, arti Begundal bukan kaki tangan penjahat, berandalan dan sebagainya. Rata-rata berusia 30 tahun ke bawah dengan latar belakang pekerjaan serabutan, Begundal Sokawera adalah kumpulan pemuda-pemudi peduli sosial dari empat RW di wilayah Dusun I Sokawera yang mandiri bergerak membantu masyarakat. Bukan Karang Taruna, Begundal Sokawera independen tak terikat dengan pihak manapun.

YUDHA IMAN PRIMADI, Banyumas

Ditemui Radarmas menjelang malam takbiran Lebaran Idul Fitri 2025 di basecampnya, enam pemuda dari empat RW Dusun I Sokawera bersiap menggelar tradisi Abid-abidan atau atraksi api dan pawai obor bersama masyarakat. Berkoodinasi dengan kepala dusun setempat, tongkat api, obor dan perlengkapan lainnya dikumpulkan di basecamp Begundal sejak sore hari.

Pembina Begundal, Sulistiya mengatakan pertama kali mendengar kata begundal yang terbesit dalam pikiran pertama kali adalah penjahat, preman dan sejenisnya. Konotasi negatif menempel kuat pada kata begundal. Tidak menggunakan kata begundal tanpa arti, untuk "Begundal" di Sokawera merupakan singkatan Bersama Gunakan Nurani dan Akal untuk aktif membantu masyarakat.

"Awalnya banyak yang mengira seperti itu (berandalan). Setelah dijelaskan dan merasakan langsung kehadirannya masyarakat paham," katanya.

BACA JUGA:Penganut Islam Aboge Rayakan Bada Malam Selikur, Selamatan Istimewa Penghormatan untuk Kanjeng Nabi

BACA JUGA:Ngabuburit Berbeda di Objek Wisata Seakong Waduk Mrica, Banjarnegara

Sulis menjelaskan Begundal Sokawera awalnya berkumpul karena Sepakbola. Pemuda-pemudi dari empat RW di Dusun I Sokawera dengan kesukaan yang sama di Sepkbola sering bertemu dalam turnamen sepakbola tingkat kampung hingga akhirnya juguran bersama menjalin keakraban dan kebersamaan. Menjadi anggota yang berusia "tua", Sulis mengambil peran sebagai pembina mengayomi adik-adiknya di desa. Tidak ada ketua seperti di organisasi kepemudaan kebanyakan, semua member Begundal sama tinggi dan sama rendah.

"Kata anak-anak, no leader just together. Begundal juga bukan Karang Taruna. Kami tidak terikat dengan desa," terang dia.

Disinggung mengenai kerja-kerja sosial Begundal untuk masyarakat, seingatnya member Begundal sejak tahun 2019 aktif pada banyak kegiatan sosial di desa tanpa memilah. Satu contohnya saat ada kematian warga di desa, Begundal turun mengurusi tanpa diminta. Sebagai tim sarpras, pemuda-pemudi Begundal mempersiapkan peralatan tahlil hingga membantu pemakaman jenazah. Terbaru pada Jumat (28/3) atau H-3 Lebaran Idul Fitri tahun ini, Begundal melaksanakan buka bersama dan santunan anak yatim di halaman bengkel salah satu member. 

"Anggaran murni dari iuran member. Ada donatur dari Yatim Mandiri Purwokerto ikut berkontribusi dengan tidak mengikat. Alhamdulillah terkumpul sekitar Rp 9 juta untuk menyantuni enam yatim piatu per anak Rp 450 ribu dan sisanya sembako bagi lansia," jawab dia.

BACA JUGA:Berburu Koloni Lebah Sambil Menunggu Waktu Berbuka

BACA JUGA:Edi Santosa (45), Atasi Limbah Singkong Untuk Pakan Domba

Ke depan doa dan harapannya regenerasi Begundal Sokawera tetap berjalan. Meski tidak resmi, perkumpulan pemuda seperti Begundal Sokawera perannya tidak kalah penting dengan Karang Taruna. Berkumpulnya para pemuda desa dalam satu wadah membahas kegiatan-kegiatan positif berpengaruh dalam menekan kenakalan seperti mabuk miniman keras, tawuran dan kecanduan judi termasuk Narkoba.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: