Fenomena Pay Later Culture! Beli Sekarang, Nyesel Nanti?
Sistem BNPL--
Menurut survei Katadata Insight Center (KIC), sebanyak 68% Gen Z lebih memilih dompet digital dibandingkan kartu ATM untuk transaksi keuangan mereka. Ini menunjukkan bahwa mereka lebih nyaman dengan metode yang fleksibel dan mudah diakses melalui ponsel pintar.
Hasil survei lain dari Visa Indonesia juga mengungkapkan bahwa 89% Gen Z menggunakan dompet digital dalam kehidupan sehari-hari, menjadikannya metode pembayaran digital paling populer.
Bahkan, beberapa dompet digital kini menawarkan fitur khusus untuk menabung, seperti sub-akun atau auto-debit, yang memudahkan pengguna dalam mengelola keuangan mereka.
Tren ini menjadi angin segar karena menunjukkan bahwa kesadaran finansial di kalangan generasi muda semakin meningkat.
BACA JUGA:Kenali Layanan yang bisa Dinikmati dengan Fitur Pay Later Traveloka
BACA JUGA:Dompet Digital Anda Bisa Dibobol Phishing! Begini Cara Mencegah Data Pribadi Bocor
Dengan fitur-fitur seperti pencatatan transaksi otomatis dan pengingat tabungan, mereka dapat lebih disiplin dalam mengatur keuangan dan menghindari pengeluaran yang tidak perlu.
Pay Later memang menawarkan kemudahan, tetapi juga bisa menjadi jebakan finansial jika digunakan secara berlebihan.
Oleh karena itu, penting untuk memahami konsekuensi dari setiap keputusan keuangan yang diambil. Sebaliknya, meningkatnya kebiasaan menabung melalui dompet digital menunjukkan bahwa Gen Z mulai memiliki kesadaran finansial yang lebih baik.
Jadi, apakah Pay Later benar-benar solusi, atau hanya ilusi kemudahan?Semua kembali pada bagaimana kita mengelola keuangan dengan bijak. Yang pasti, lebih baik menabung dulu sebelum membeli sesuatu, daripada menyesal karena utang yang menumpuk di kemudian hari.
BACA JUGA:Bayar Shope Pay Later lewat Brilink Biayanya Terjangkau bisa Dimana Saja
BACA JUGA:Dompet Digital vs Kartu Kredit, Siapa yang Akan Bertahan di Era Digital?
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


