BACA JUGA:Manfaat Susu untuk Kesehatan Mental
Individu yang menjadi korban diskriminasi cenderung merasa malu atau takut untuk mencari bantuan, karena mereka khawatir akan mengalami stigma lebih lanjut atau tidak akan diterima oleh orang lain.
Mereka mungkin merasa bahwa meminta bantuan adalah tanda kelemahan atau kegagalan, yang dapat menghalangi mereka untuk mencari perawatan yang sebenarnya mereka butuhkan.
Selain itu, pengalaman diskriminasi juga dapat membuat individu kehilangan kepercayaan pada sistem perawatan kesehatan mental atau institusi yang seharusnya memberikan dukungan.
Akibatnya, banyak individu yang membutuhkan perawatan kesehatan mental. Mereka mungkin mencoba untuk menangani masalah mereka sendiri, yang dapat mengakibatkan perburukan kondisi mental.
3. Menurunya Peluang Pekerjaan dan Interaksi Sosial
Diskriminasi adalah salah satu faktor yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental yang serius. Salah satu dampaknya adalah penurunan peluang untuk mendapatkan pekerjaan atau terlibat dalam interaksi sosial yang sehat.
BACA JUGA:6 Cara Menjaga Kesehatan Mental Mahasiswa Saat Proses Skripsi, Tips dan Strategi yang Efektif
BACA JUGA:5 Gangguan Kesehatan Mental Lansia Paling Berbahaya, Mengenali dan Mengatasi Tantangannya
Individu yang menjadi korban diskriminasi sering kali menghadapi hambatan dalam mendapatkan pekerjaan. Diskriminasi dalam rekrutmen dan seleksi pekerjaan dapat menyebabkan individu merasa tidak dihargai.
Selain itu, pengalaman diskriminasi juga dapat menghalangi individu untuk terlibat dalam interaksi sosial yang sehat dan mendukung. Mereka mungkin merasa terisolasi atau diabaikan oleh masyarakat.
Hal ini tentunya dapat mengakibatkan perasaan kesepian dan kehilangan dukungan sosial, yang merupakan faktor risiko untuk gangguan kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan.
4. Menurunya Peluang dan Kesulitan Lingkungan
Diskriminasi merupakan faktor yang signifikan dalam memicu gangguan kesehatan mental pada individu. Salah satu dampak yang sering dihadapi adalah penurunan peluang untuk bekerja, sekolah, atau terlibat dalam kegiatan sosial.
BACA JUGA:5 Jenis Gangguan Kesehatan Mental Anak Paling Berbahaya, Pengenalan dan Cara Penanganannya
BACA JUGA:6 Cara Menjaga Kesehatan Mental Suami, Pilar Keseimbangan dalam Keluarga