PURBALINGGA, RADARBANYUMAS.CO.ID- Kurang lebih 18.583 hektar lahan sawah berpotensi semakin tidak subur. Puluhan ribu hektar lahan itu sangat ketergantungan dengan pupuk kimia pabrikan. Indikasi ini didapatkan saat kemarau tanah semakin terbelah menandakan unsur hara dalam tanah sudah sangat sedikit.
Hal itu dikatakan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Purbalingga, Mukodam SPt, Kamis 19 Mei 2023 saat acara Program Penerapan IPTEK bekerjasama dengan LPPM Unsoed Purwokerto dan Ikatan Dokter Indonesia Banyumas dan Purbalingga di Desa Muntang, Kemangkon pada hari yang sama.
Menurutnya, meski ribet, penggunaan pupuk organik memiliki kemanfaatan panjang. Tanah tidak mudah keras seperti dengan pupuk anorganik. "Dulu waktu saya kecil, ke sawah kedalaman tanam saat kaki masuk bisa hampir selutut, saat ini satu mata kaki.
Struktur tanah yang baik akan memicu panen atau produktifitas padi yang tinggi dan sehat. "Kalau hanya tonase banyak dan dikonsumsi puluhan tahun jadi beras tidak sehat, maka sama saja tidak baik," katanya.
Meski begitu, sejumlah lahan di beberapa kecamatan sudah menerapkan pupuk organik, namun pada lahan perkebunan. Sebagian lagi lahan sawah.
"Sudah ada yang menerapkan pupuk organik, namun banyak di sayuran, lahan sawah belum banyak. Paling saat persiapan tanam, banyak yang menggunakan pupuk kandang," ungkapnya.
Karenanya, bersama profesor Unsoed sedang mencoba bibit padi berprotein tinggi yang digagas dan dibuat demplot oleh Prof Ir Totok Agung Dwi Haryanto MP PhD. "Kandungan protein mampu masuk ke padi, ditambah pupuk organik, akan semakin menyehatkan hasil panen padi dan jadi beras.
Salah satu pemateri, Prof Totok Agung menjelaskan, dalam setahun manusia mengkonsumsi beras mencapai 17 kilogram. Angka itu sangat tinggi.
"Jika dari 17 kilogram itu sebagian besar mengandung protein, maka manusia akan semakin sehat," tegasnya. (amr)