PURBALINGGA, RADARBANYUMAS.CO.ID - Kecamatan Karanganyar masih memiliki angka stunting atau gagal tumbuh kembang anak yang cukup tinggi.
Ada desa yang memiliki prosentase stunting lebih dari 20 persen, sedangkan target Kabupaten Purbalingga 2023 minimal 14 persen dari jumlah penduduk.
Hal itu disampaikan Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi SE BEcon MM saat membuka acara Sosialisasi Pencegahan Stunting Bersama Mitra Kerja di Provinsi Jawa Tengah di Kantor Desa Banjarkerta, Kecamatan Karanganyar, Kamis 29 Desember 2022.
BACA JUGA:Saat Norma Risma Pergi Kerja, Ibunya Diam-Diam ke Kamar Suaminya
"Beberapa desa dengan angka stunting tinggi ada di Desa Maribaya, Desa Ponjen, Desa Brakas dan Desa Kabunderan angkanya lebih dari 20 persen,” tuturnya.
Bupati menegaskan harus ada intervensi dari berbagai pihak agar angka stunting bisa diturunkan.
Ia meminta Kepala Puskesmas untuk menggelar Rapat Koordinasi terkait Penanganan Stunting terutama bagi desa-desa dengan angka stunting yang tinggi.
BACA JUGA:Rumah Terkunci Jadi Kendala Fogging di Sebagian Perumahan
“Saya titip agar Kepala Puskesmas, Kades, Ketua TP PKK Desa dan Kader Kesehatan agar masalah stunting ini ditanganiebih serius. Karena menyangkut aset-aset muda Purbalingga di masa yang akan datang," tambahnya.
Pemerintah setempat bisa melakukan upaya penurunan stunting diantaranya melalui Dana Desa (DD).
Lebih lanjut dikatakan, salah satu indikator stunting terkait dengan berat badan anak.
BACA JUGA:2022, 4.800 Reklame Tidak Berizin Dicopot Satpol PP di Banyumas
Bagi masyarakat yang memiliki Balita diminta aktif menimbang dan mengukur tumbuh kembang anak di Posyandu terdekat.
“Ibu-ibu yang punya balita, sering-sering ke Posyandu, timbang putra-putrinya. Sudah sesuai atau belum dengan usianya,” ujarnya.
Menurutnya, 1.000 hari pertama kehidupan dari masa kehamilan hingga umur 2 tahun menjadi masa terpenting untuk memperhatikan tumbuh kembang anak.