BANYUMAS-Upaya untuk meningkatkan nilai plus hasil pertanian terus dilakukan oleh petani milenial. Iqbal Ma'arif asal Kecamatan Tambak konsisten mengembangkan potensi komoditas labu madu.
Meski sulit lolos grade ekspor labu madu. Disebut Iqbal petani yang berminat untuk menanam terus bertambah.
BACA JUGA:SK Penerima Bansos Dampak Inflasi Dari APBD Banyumas Terus Berproses, Butuh SK Bupati Husein
"Progam ekspor sulit. Masalahnya dari satu kebun hanya kisaran 20 persen yang masuk ekspor," jelas Iqbal, Jum'at (25/11).
Sisa sebanyak 80 persen labu madu tentu membuat petani ketar-ketir ketika tidak ada yang menampung untuk dipasarkan. Sehingga, Iqbal menawarkan tidak terlalu memburu pasar ekspor.
BACA JUGA: Sukses Jalankan Program, PMI Banjarnegara di Kunjungi IFRC Jenewa Swiss dan PMI Pusat
Pasar lokal komoditas labu madu masih menjanjikan. Sehingga bermunculan petani baru.
"Kelompok tani yang berminat labu madu tambah. Saat ini merambah ke Sokaraja, Purbalingga dan Purbalingga," kata Iqbal.
BACA JUGA:Bupati Husein Tekankan Guru Perkuat Karakter Diri Saat Pimpin Upacara HUT PGRI di Banyumas
Pertimbangan harga stabil dan kebutuhan pasar serta pengolahan menjadi daya tarik bagi petani. Misalnya di lokal pabrik tepung berbahan dasar labu madu menyerap panen petani.
BACA JUGA:Rofik Hananto Salurkan 1500 Paket Konversi BBM ke BBG untuk Petani
"Bagaimana petani tetap bisa untung selain dari pasar ekspor? Barang bagus jelek, semua kita angkut, tidak pilih-pilih. Ada pasar lokal," imbuh Iqbal. (fij)