PURWOKERTO- Saat pandemi covid-19, penjualan batik menjadi salah satu yang terdampak hebat. Namun, sekarang sudah mulai ada peningkatan sekira 20 sampai 30 persen.
"Pas pandemi covid-19, sebulan laku satu sudah Alhamdulillah banget," ujar Sekretaris Kelompok Usaha Bersama (KUB) Pringmas, Titi Setiyowati.
Tren batik saat ini beralih ke printing. Sebab harga jualnya lebih murah dibanding batik cap dan tulis. Namun menurut Titi, batik printing tidak bisa dikatakan batik.
BACA JUGA:Tol Jogja - Cilacap Diselesaikan Terlebih Dulu, Tahun Depan Dimungkinkan Masuk Lelang
Posesnya dicetak seperti sablon dan tidak menggunakan bahan dasar lilin atau malam. Berbeda dengan batik cap dan tulis, yang produksinya menggunakan lilin yang dipanaskan.
"Batik itu ya yang proses produksinya pakai bahan dasar lilin," katanya. (ely)