"Waktu itu lagi bersihin drainase di Mersi. Digigit kelabang, tangannya sampai panas dingin," paparnya.
Sama seperti rekannya, Mustofa (33) asal Karangklesem turut membagikan ceritanya soal suka duka jadi pembersih gorong-gorong. Yang menurutnya lebih banyak dukanya. Tapi itu tidak masalah. Asal ia punya pekerjaan tetap.
"Seringnya gatal-gatal kalau habis bersihin drainase. Karena didalam kita mau tidak mau masuk ke dalam air yang sangat kotor dan banyak sekali sampah," tuturnya.
Sejauh ini, penyebab terjadinya banjir dalam kota Purwokerto penyebabnya hanya satu. Sampah jadi biang kerok tersumbatnya drainase yang akhirnya menyebabkan banjir.
BACA JUGA:Aksi Bar-Bar Geng Motor Bawa Sajam dari Cilacap di Banyumas, Ini Sejumlah Fasilitas Yang Rusak
"Jika masyarakat buang sampah pada tempatnya, tidak akan ada saluran drainase mampet," tuturnya.
Mustofa mengaku, pekerjaannya tidak hanya menyedihkan. Pernah tahun 2017 lalu saat bersih-bersih drainase, dia menemukan ikan lele yang besarnya berukuran paha orang dewasa. "Nemu lele beratnya 10 kg," ujarnya.
Tidak hanya itu, tahun 2017 juga jadi tahun yang membekas baginya. Bagaimana tidak, saat bersih-bersih rumput dia menemukan cincin emas. "Nemu emas, setengah gram. Di Jalan Kauman Lama. Lagi bersih-bersih rumput," jelas dia.
BACA JUGA:Polresta Banyumas Ringkus 6 Orang Geng Motor Bawa Sajam, Rusak Berbagai Fasilitas
Meski pekerjaannya berat dan tanpa hingar-bingar penghargaan, baginya tidak masalah. Semua itu dilakukan sebagai salah satu bentuk ibadah. "Sebelum bekerja pasti kami berdoa dulu. Bismillah semoga dilancarkan semuanya," pungkasnya. (*)