Sebagai destinasi wisata baru di Kabupaten Purbalingga, Taman Cinta Talagening belum sempurna. Namun, setidaknya ungkapan cinta bisa dituangkan dalam berbagai foto selfi di objek wisata yang berada di jalur jalan raya Bobotsari-Karangreja.
“Daya tarik wisata kami memang masih sederhana, namun kami ingin memberikan nuansa lain bagi wisatawan khususnya anak-anak muda,” kata Pengelola Taman Cinta Talagening, Kasto.
Di taman ini, semua bernuansa cinta dengan simbol hati. Mulai pernik-pernik yang digantung, bentuk kolam, pijakan di tengah kolam, hingga jalan masuk diantara taman hampir semuanya berbentuk simbol hati. Warnanya juga terlihat cerah. Ada merah, kuning, putih, biru, pink dan lainnya.
“Kami ingin menghadirkan nuansa cerah dan ceria kepada wisatawan. Semua hiasan kami buat menyerupai simbol hati dengan nuansa warna warni, seperti halnya perasaan cinta yang bisa warna-warni,” kata Kasto.
Fasilitas di Taman Cinta, diakui Kasto, masih butuh pembenahan. Sebab, wisata ini baru diluncurkan sehari setelah lebaran lalu. "Fasilitas taman yang berada di tanah kas desa juga dilengkapi akan gasebo kecil di sudut taman, gasebo besar, tempat parkir, MCK dan fasilitas lainnya," ujarnya.
Pengunjung yang datang ke taman cinta, cukup membayar Rp 3.000 per orang sebagai pengganti biaya perawatan. “Tiket masuk ini masih terbilang kecil, karena menyesuaikan fasilitas. Ibaratnya, pendapatan untuk biaya operasional saja dulu,” kata Kasto yang juga menjabat sebagai Kepala Dusun di wilayah taman cinta.
Kepala Desa Talagening Nila Eka Ningsih mengungkapkan, pembuatan taman cinta dilandasi semangat warga untuk mengembangkan potensi sebagai tempat wisata. Di Desa Talagening, ada Curug Ciputut, Danau Nusa Kembangan, dan daya tarik lainnya.
“Jalur Bobotsari hampir dilewati wisatawan yang akan ke Goa Lawa di Karangreja. Untuk itu peluang tersebut kami tangkap dengan mengembangkan wisata,” katanya.
Taman Cinta Talagening berdiri diatas tanah bengkok seluas 2.000 meter persegi. Meskipun berada di tepi jalan raya, namun di sisi kanan dan kiri erupakan wilayah desa lain. Jika akan dikembangkan, maka harus ke arah sisi barat di areal persawahan dan kebun warga Talagening.
“Dulu lahan tersebut setiap tahunnya hanya mampu menghasilkan pendapatan Rp 1 juta ke kas desa. Mudah-mudahan dengan dibukanya daya tarik wisata taman cinta, pendapatan ke desa bisa lebih tinggi,” harapnya. (amr/sus)