Sosok Kaesang Pangarep membawa harapan besar bagi klub internal. (NIKKO AUGLANDY/RADAR SOLO)
SOSOK Kaesang Pangarep yang jadi pemilik saham mayoritas di PT Persis Solo Saestu yang mengelola Persis di Liga 2, membawa harapan besar bagi klub internal. Mereka jelas berharap putra bungsu Presiden Joko Widodo tersebut bisa merealisasikan janjinya untuk menampung potensi pemain putra daerah di tim Persis.
Salah satu janji Kaesang adalah menggulirkan kompetisi internal. Kompetisi ini macet tahun 2017. Pada 2019 sempat digelar namun hanya bertajuk turnamen yang digelar oleh Askot PSSI Surakarta. Kendala klasik mandeknya kompetisi internal adalah karena faktor dana.
https://radarbanyumas.co.id/gibran-antusias-sambut-piala-menpora-2021/
Kompetisi divisi klub internal ini diharapkan bisa memunculkan kembali pemain lokal yang berkualitas. Sehingga memudahkan manajemen Persis Solo untuk merekrut putra daerah. Tentu diperlukan seleksi yang amat ketat.
“Itu yang diharapkan klub internal. Kaesang rela menghidupkan klub dengan mau membiayai dengan nominal yang tidak sedikit. Saat ini klub yang tidak aktif bisa dihitung jari,” ungkap Sekretaris AD Batik Irianto Nur Hadisuwito.
Di tambah, banyak lapangan sepak bola Kota Solo direnovasi dengan fasilitas yang lebih baik. Seperti Lapangan Banyuanyar, Sriwaru, Sriwedari, dan Kotta Barat memungkinkan klub internal semangat latihan kembali.
“Mudah-mudahan dengan banyaknya lapangan direnovasi dapat meningkatkan prestasi pemain,” paparnya.
Sementara itu, pengurus klub internal Yupiter Darmadi berharap sangat kepada manajemen baru Persis, Baik Erick Thohir, Kaesang, dan Kevin Nugroho dalam memajukan Persis Solo termasuk pembinaan klub internal.
“Kami mengapresiasi cita-cita Kaesang peduli dengan pembinaan. Sebab, uang yang digelontorkan tidak sedikit. Harapannya bisa melahirkan pemain profesional,” ucap Darmadi.
Saat Persis dimiliki Sigid Haryo Wibisono (SHW) dan berlanjut ke Vijaya Fitriyasa, ternyata tak banyak pemain internal dilirik. Salah satunya tentu karena masalah komunikasi yang terputus dan kurang bersinergi.
“Namanya pembentukan tim Persis ya melibatkan 26 klub internal dalam menyeleksi pemain tim Persis. Berbeda dengan Kaesang (owner baru Persis) yang nguwongke (memanusiakan) klub internal dan lebih terbuka. Saya harap ini awal yang baik bagi kemajuan Persis,” tuturnya. (ryn/nik/radarsolo/ttg)