Kemnaker Sinergikan Potensi Lokal
PURWOKERTO- Bisnis kopi tengah kekinian. Termasuk di Kabupaten Banyumas. Kedai kopi seperti jamur di musim penghujan. Kementerian Tenaga Kerja (Kemnaker) mendidik 20 barista lokal untuk menangkap peluang tersebut.
Para calon barista tersebut mengikuti program pelatihan dari Balai Besar Pengembangan Pasar Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja (BBPK & PKK) Kemnaker RI selama lima hari.
"Total ada 40 jam pelajaran," kata Bagian Pengolah Kopi BBPK & PKK Kemnaker Salim, Senin (25/11) kemarin. Pelatihan tersebut untuk angkatan ke-35. "Kita sudah memulainya sejak Oktober 2016 lalu. Sudah 700 peserta yang mengikuti program ini," imbuhnya.
Salim mengatakan, peserta pelatihan diharap mampu berdikari setelah mengikuti program pelatihan. Ataupun, dengan skill yang mereka miliki maka bisa terserap ke sektor bisnis kopi. "Bisnis kopi ini termasuk bisnis ekonomi kreatif. Kita ingin para calon barista tersebut juga terlibat dan mampu terjun di ekonomi kreatif," kata dia.
Assesor pelatihan Rendro Wijoyo menuturkan, paket pelatihan barista tersebut diadakan sesuai dengan kurikulum dari Kemnaker. Selain memperoleh sertifikat, peserta juga berpeluang mengikuti uji kompetensi. "Bisnis kopi masih sangat terbuka pasarnya. Tujuan utama pelatihan ini ialah membekali peserta dengan skill seorang barista," katanya.
Adapun materi yang diberikan mulai dari sejarah kopi, cupping dan prosedurnya, penyeduhan manual atau manual brew, dan juga mengenal serta mengidentifikasi coffe shop. Selain itu ada juga materi mengelola perlengkapan dan peralatan. "Kita juga mengajari soal espresso basic meliputi identifikasi mesin giling dan mesin espresso, serta kalibrasi mesin giling," kata Rendro.
Tak hanya itu, materi lain yang diberikan ialah tentang perawatan mesin giling dan mesin espresso, penyeduhan espresso, serta teknik penyeduhan espresso meliputi teknik latte art dan menyiapkan minuman basic espresso.
Pelatihan bertajuk Pra Inkubasi Bisnis Outwall (Barista) angkatan ke-35 tersebut digelar di kantor LPPSLH.
Manajer Program LPPSLH Barid Hardiyanto mengatakan, LPPSLH bersama komunitas yang mengikuti pelatihan ingin mengembangkan komoditas kopi menjadi komoditas yang lebih bisa memberikan manfaat di Banyumas.
Termasuk manfaat untuk para petani dan komunitas penggemar kopi dalam bentuk kewirausahaan sosial. "Jadi para petani bisa meningkat pendapatannya, dan komunitas bisnis bisa mengembangkan bisnisnya untuk lebih maju," kata dia.
Yang tak kalah penting ialah, menurut Barid, Kemnaker sepaham untuk mensinergikan potensi lokal yang ada di Kabupaten Banyumas dalam trend bisnis kopi sekarang ini. (dea)