PURWOKERTO-Ditengah sorotan sampah yang menumpuk hingga upaya Pemkab Banyumas memutuskan pembuangan sampah di kawasan GOR Satria Purwokerto, ada satu warga yang sudah menerapkan pemilahan sampah sejak dari sampah rumah tangga. Namanya Anton Soeparno. Warga Jalan Masjid RT 2 RW 4 Sokanegara ini sudah menerapkan sistem pemilahan sampah sejak lama.
Untuk sampah organik seperti bekas sayuran atau daun, kata Anton saat ditemui Radar Banyumas, dijadikannya pupuk kompos. Sedangkan sammpah palstik, dijadikan kerajinan seperti tas, dompet, tatakan gelas, dan sebagainya.
"Jadi sampah organik bekas sayur di taruh di wadah dan diberi sedikit tanah, kemudian disiram mikro organisme lokal," katanya.
Anton menjelaskan, mikro organisme lokal ini dihasilkan dari tape yang dicampur gula pasir atau gula merah, dan air. Dengan proses tersebut, Anton mampu menghasilkan pupuk kompos cair dan padat. Bahkan, bisa jadi media untuk menanam.
Untuk menghasilkan pupuk kompos, membutuhkan waktu hingga sebulan. Saat ini Anton sudah memiliki banyak tanaman yang menggunakan pupuk kompos buatannya.
Ditempat lain, sampah yang dibuang di areal GOR Satria sisi sisi barat menuai komentar dari kalangan pegiat olahraga. Ketua Umum Persibas, Supangkat sangat menyayangkan areal GOR Satria dijadikan tempat pembuangan sampah.
Ia mengatakan, GOR Satria yang saat ini menjadi sarana umum dan tempat olahraga masyarakat Banyumas selayaknya memiliki tempat yang bersih.
"Di GOR kan rata-rata orang ingin berolahraga dengan tujuan sehat, nah kalau misal dijadikan tempat pembuangan sampah dilalui truk dan akhirnya kotor apa jadi sehat lagi," paparnya.
Supangkat melanjutkan, di areal GOR Satria udara bersih bersifat mutlak. Hal itu juga untuk kesehatan masyarakat sendiri atau khususnya para atlet.
"Jadi kalau udara tercema ya jadi tidak sehat," tuturnya.
Ia berharap untuk ke depannya, pemerintah mencari solusi untuk mengatasi permasalahan sampah ini.
"Ini harus segera, pemerintah harus mencari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah yang jauh dari pemukiman atau fasilitas publik," tegasnya.
Sementara pelatih voli pasir Banyumas, Nur Setiawan mengaku kaget saat areal sebelah barat GOR Satria dijadikan tempat pembuangan sampah. Menurutnya jika lokasi sebelah barat GOR Satria dijadikan tempat pembuangan sampah tidak terlalu dipermasalhkan, asal tidak berdampak bau menyengat dan mengganggu kesehatan.
"Dan sepertinya tidak mungkin kalau ada tempat pembuangan sampah pasti nantinya berdampak bau busuk, meskipun saat ini belum begitu terasa," katanya
Menurutnya tidak etis jika aktifitas para atlet terganggu dengan tempat yang kurang nyaman. "Jelas kalau sampai bau busuk program latihan terganggu, dan terlebih ini fasilitas umum, jadi bakal tidak nyaman," tuturnya.
Bagian Pembinaan Prestasi (Binpres) Taekwondo Indonesia (TI) Banyumas, Rahmat Priyo Pungkiadi merasa terganggu dengan adanya aktivitas pembuangan sampah di areal GOR Satria Purwokerto.
"Jelas kami terganggu karena kalau ada angin bau sampah pasti tercium saat kami latihan di hall beladiri. Tntu saja ini sangat mengganggu terlebih saat ini tengah digenjot latihan untuk Porprov 2018," terangnya.
Ia berharap Pemda segera menyudahi pembuangan sampah di areal GOR Purwokerto. "Ini betul-betul membuat tidak nyaman. Semoga pemerinta dapat segera memindah TPA, karena GOR ini fasilitas umum dan fasiltas olahraga," pungkasnya.
Sementara dari pantauan Radarmas hingga sore Senin (4/6) kemarin, masih terlihat aktivitas pembuangan sampah di lahan kosong sebelah barat GOR Satria Purwokerto. (ali)