Empat Bulan Ada 50 Kasus Kematian Bayi di Banyumas

Senin 30-04-2018,09:11 WIB

PURWOKERTO - Berdasarkan data di Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banyumas, ada 50 kasus kematian bayi. Jumlah tersebut terhitung sejak Januari hingga April 2018. Kasi Kesga dan Gizi Dinkes Kabupaten Banyumas, Henny Soetikno, menjelaskan, kasus kematian bayi terbanyak yakni terjadi pada bayi usia nol hingga tujuh hari. "Dari 50 bayi, 29 kematian terjadi pada perinatal atau bayi usia nol sampai tujuh hari," katanya. Selain kematian pada bayi perinatal, kasus kematian juga terjadi pada neonatal atau bayi usia delapan hingga 28 hari, sebanyak lima kasus, dan kematian pada bayi usia 28 hari hingga satu tahun, sebanyak 16 kasus. Akan tetapi jumlah tersebut menurun dari tahun sebelumnya. Heni mengatakan, pada tahun 2017 lalu, ada 240 kasus kematian bayi. Dan hingga April 2017, kurang lebih ada 120 kasus kematian bayi yang terjadi. Henny menjelaskan, penyebab kematian pada bayi di Banyumas yakni berat bayi lahir rendah (BBLR), yakni kurang dari 1.000 gram. BBLR terjadi karena ketika hamil ibu mengalami anemia, kurang energi kalori (KEK), penyakit yang menyertai, dan lainnya. Selain BBLR, kematian bayi juga bisa diakibatkan oleh asfiksia atau ketika lahir bayi tidak menangis, dan kelainan kongenital atau cacat bawaan si bayi. Turunnya angka kasus kematian bayi tersebut, bukan tanpa alasan. Berbagai cara telah diupayakan oleh pihak Dinkes. Heni menjelaskan, pihaknya melakukan pembinaan bidan secara rutin, dan mengundang dokter spesialis anak ke Puskesmas untuk pembinaan dan update materi, demi berkurangnya angka kematian bayi. Lebih lanjut Henny menjelaskan, pihaknya juga mengadakan kelas ibu hamil secara gratis. "Kegiatan ini harus diikuti oleh semua ibu hamil di wilayah Desa atau Kelurahan," katanya. Persiapan, perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi, menginformasikan kepada ibu hamil untuk membaca buku kesehatan ibu dan anak (KIA), selalu mengupayakan ibu hamil untuk makan dengan gizi yang seimbang selama masa kehamilan, juga kerap dilakukan oleh Dinkes, untuk menurunkan angka kematian bayi. "Kalau ada ibu hamil KEK, anemia, dan kurang gizi, ada pemberian makanan tambahan (PMT)," katanya. PMT ini merupakan program dari kementrian kesehatan. PMT berbentuk biskuit untuk ibu hamil, dengan kandungan gizi yang cukup. Henny berharap, masyarakat melaksanakan program keluarga berencana (KB) dengan baik, yakni dua anak cukup. Selain itu, setiap kehamilan yang terjadi harus diharapkan dan diinginkan, serta dipersiapkan dengan pemeriksaan secara teratur. "Semoga bayi yang lahir sehat dan selamat, khususnya di Kabupaten Banyumas, sehingga bisa menjadi penerus yang berkualitas," tutupnya. (ing)

Tags :
Kategori :

Terkait