KLARIFIKASI - Sejumlah kades dari Kecamatan Lebaksiu mendapat penjelasan terkait hasil swab antigen, Senin (21/6) kemarin. (foto: yeri novel/rtg)
SLAWI - Empat kepala desa (kades) di Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal dinyatakan positif Covid-19 setelah mereka menjalani swab antigen di Puskesmas Kambangan. Ironisnya, setelah melakukan swab ulang di salah satu klinik di Semarang, hasilnya ternyata negatif Covid-19.
https://radarbanyumas.co.id/hasil-swab-antigen-puluhan-karyawan-pabrik-garmen-positif/
"Hasil swab ulang di Semarang semuanya negatif. Kami ada bukti laboratoriumnya. Kami ingin menanyakan ini ke Puskesmas Kambangan kenapa sampai begini," kata Kades Slarang Kidul, Sahyudin saat mendatangi Puskesmas Kambangan untuk melakukan klarifikasi, Senin (21/6) kemarin.
Sahyudin yang dinyatakan positif Covid-19 mendatangi Puskesmas Kambangan bersama sejumlah kades lainnya. Termasuk dengan tiga kades lainnya yang dinyatakan positif Covid-19 oleh Tim Kesehatan Puskesmas Kambangan.
Adapun, tiga kades itu yakni Kades Kambangan, Lebakgoah, dan Balaradin. Klarifikasi ini dihadiri petugas dari Dinkes Kabupaten Tegal dan Forkopimcam Lebaksiu.
Sahyudin mengaku telah menjalani tes PCR di Puskesmas Kambangan dengan tiga kades lainnya, Jumat (11/6) lalu. Hasilnya keluar, Rabu (16/6), dan empat kades termasuk dirinya dinyatakan positif.
Namun, hasil tes tidak melampirkan hasil laboratoriumnya. Sehingga empat kades berinisiatif melakukan tes mandiri di salah satu klinik di Semarang.
"Kami datang ke sini (puskesmas) untuk tabayun dan klarifikasi. Kenapa hasilnya berbeda," kata Sahyudin.
Dia mengaku tidak ingin menuduh adanya kecurangan di Puskesmas Kambangan. Dia hanya ingin mempertanyakan adanya perbedaan hasil tersebut.
Selain itu, dipertanyakan pula apakah proses tes sudah melalui aturan dari Pemerintah Pusat. Sebab, kades merupakan garda terdepan di masyarakat dalam penanganan Covid-19.
"Kami sangat mendukung upaya pencegahan Covid-19, tapi harusnya kalau tes dibarengi dengan hasil laboratoriumnya," pintanya.
Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat Dinkes Kabupaten Tegal, dr Joko Wantoro menjelaskan perbedaan hasil dinilai hal yang wajar secara teknis, karena virus memiliki masa hidup di dalam tubuh. Termasuk cara tes juga bisa berbeda hasil.
"Jika ada perbedaan hasil, maka yang diambil yang positif untuk kehati-hatian. Yang positif seharusnya isoman (isolasi mandiri). Tapi, sudah ada yang menjalani dan sudah ada yang selesai," terangnya.
Dia mengaku tidak ada niat untuk mengcovidkan dan memanipulasi data tes Covid-19. Dinkes justru berupaya keras agar Covid-19 bisa hilang dari Kabupaten Tegal.
Sejauh ini, tenaga kesehatan di Kabupaten Tegal yang positif Covid-19 hampir merata di setiap kecamatan. Namun, pelayanan tetap berjalan bagi masyarakat.
"Nakes di Puskesmas Kambangan juga ada (yang positif Covid). Hampir tiap puskesmas ada. Yang positif melakukan isoman," ujarnya.
Terpisah, Anggota DPRD Kabupaten Tegal, M Khuzaeni menyatakan, mestinya Puskesmas Kambangan melakukan karantina wilayah atau lockdown. Sebab, ada beberapa tenaga kesehatan di puskesmas tersebut yang positif Covid-19.(radartegal.com/ttg)