Tidak Boleh Sembarangan, Warna Rambut dan Kulit Harus Tepat
Selesai Sehari Semalam
Melukis wajah seorang tokoh, apalagi sudah ratusan tahun meninggal, membutuhkan keahlian dan materi yang matang. Seperti melukis wajah-wajah Bupati Purbalingga sejak zaman dahulu hingga kini. Namun bagi Sartono Ady (53), ada cara tersendiri selain melihat foto atau materi wajah yang sudah ada.
PELUKIS WAJAH : Sartono Ady sedang melukis wajah Bupati Pertama Purbalingga Dipoyudo. (AMARULLAH NURCAHYO/RADARMAS)
AMARULLAH NURCAHYO, Purbalingga
Pria berperawakan kurus ini nampak terdiam sesaat didepan media lukis. Sesekali kuas lukisnya menggores bagian antara mata dengan dahi wajah seorang yang mengenakan blangkon. Ya, Sartono sedang melukis beberapa foto bupati maupun adipati yang pernah berkuasa di Purbalingga, lebih dari 100 tahun lalu.
Di sampingnya, ada peralatan lukis dan cat minyak khusus dan gambar jadi tokoh yang sedang dilukis. Sartono memang sedang menerima pesanan dari salah satu keluarga keturunan bupati-bupati Purbalingga.
Pelukis yang juga menguasai berbagai keterampilan lukis dan jenis lukisan ini mengaku, selain mood, mencari tahu warna kulit dan rambut tokoh yang sedang dilukisnya menjadi hal kewajiban. Jangan sampai saat sudah jadi, rambut salah dan warna kulit tidak pas.
“Minimal saya tanya kepada orang yang mengetahui, sebenarnya warna rambut tokoh mantan bupati itu ke keturunannya atau berkas yang ada di sejarah. Kemudian saya tuangkan di media lukis agar memudahkan goresan saya,” ungkap pelukis asal Desa Toyareka, Kecamatan Kemangkon.
Dikatakan Sartono, kalau moodnya sedang bagus, hanya dalam waktu sehari semalam lukisan bisa selesai. Biasanya ukuran cukup besar, paling tidak lebih dari satu meterpersegi. Dia mengaku, ketika lukisan wajah yang dibuatnya sempurna, maka akan terlihat nyata.
Menurutnya, lukisan merupakan bukti sejarah tentang para mantan bupati kepada generasi penerusnya. Tak hanya itu, guratan di wajah dan bentuk mata serta lekuk wajah harus sesuai. “Sorot mata biasanya wibawa dan tidak bisa dibohongi. Itu akan terwujud jika mood saya juga menyatu dengan lukisan yang saya buat,” tuturnya.
Bakat melukis Sartono terlihat sejak duduk di bangku SD. Dan emakin terasah saat dia ikut beberapa tokoh pelukis nasional ketika hidup di Jakarta. Selain melukis wajah, Sartono juga mahir melukis mural, karikatur, vignettte, dan lainnya.
Khusus lukisan wajah mantan bupati, dia harus mengerahkan pikiran dan tenaga. Meski tidak semua ditarget harus selesai dalam hitungan hari, namun semakin cepat selesai akan lebih baik. "Tapi tetap harus tepat dan tidak asal-asalan," ujarnya.
Meski saat ini order yang didapat cukup banyak, namun Sartono enggan mengungkapkan nominal dari jasa melukisnya. Menurutnya, dengan melukis wajah mantan bupati. Selain bisa membantu generasi penerus mengetahui wajah mantan bupati, juga akan membuat masyarakat kenal dengan bupati yang pernah menjabat di Purbalingga. (*/sus)