Tak Ada Biaya, Dirawat di Rumah
Andalkan Bantuan Pemerintah dan Tetangga
PURBALINGGA - Penderita flaccid paralysis atau yang lebih dikenal dengan lumpuh layu, ditemukan di RT 3/RW 4 Desa Karangtalun, Kecamatan Bobotsari. Feni Saputri Indahsari (17), yang tergolek di kamar yang sempit dan belum selesai dibangun, sudah mengalami lumpuh layu sejak kecil.
Hal itu, terungkap saat Wakil Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi SE BEcon ketika mengunjungi kediaman Putri -panggilan akrab Feni Saputri Indahsari, akhir pekan lalu.
Ibu Putri, Tursinah (42) mengatakan, tulang Putri seperti kaku dan semakin bertambah usia justru tidak membesar. "Tulangnya justru semakin mengecil. Kulitnya juga menjadi keriput," tuturnya.
Dia mengatakan, sudah membawa Putri ke puskesmas, rumah sakit, dan pengobatan alternatif, namun tidak membuahkan hasil. Akhirnya Tursinah pasrah dan memilih merawat Putri di rumah.
Dia mengungkapkan, untuk menghidupi Putri dan keluarganya, Tursinah hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah melalui program bantuan Orang dengan Kecacatan Berat (ODKB) dari Kementerian Sosial.
“Sebelum dapat bantuan dari pemerintah, saya pernah bekerja di pabrik rambut. Penghasilan yang saya peroleh untuk menghidupi keluarga dan merawat putri. Namun saya harus keluar demi merawat putri,” jelasnya.
Tursinah menuturkan, dia memutuskan untuk keluar bekerja agar bisa menemani Putri setiap saat. Saat itu, sang suami bisa diajak bergantian untuk merawat Putri. Namun kini penderitaan yang dialami Tursinah semakin bertambah, ketika suaminya memilih meninggalkan dia dan Putri.
Untuk membiaya hidup sehari-hari, Tursinah mengaku hanya mengandalkan bantuan program ODKB yang besarnya Rp 600 ribu per bulan. Bantuan diberikan tiga bulan sekali dengan cara dirapel. Bantuan tersebut hanya sampai Desember 2016.
"Saya tidak tahu bantuan ini masih ada atau tidak," ujarnya.
Selain itu, Tursinah juga mendapat bantuan tetangga yang memberikan pekerjaan serabutan yang bisa disambi karena tidak jauh dari rumah. “Semua harus saya syukuri karena ini sudah menjadi kehendak Tuhan, saya hanya bisa berserah kepada-Nya,” tutur Tursinah kepada wakil bupati. (tya/sus)