BACA JUGA:6 Daftar Mobil MPV Paling Irit di Tahun 2024
BACA JUGA:5 Penyebab Mesin Mobil Overheat Meski Tidak Pernah Digunakan
2. Penurunan Daya Beli Konsumen
Kenaikan PPN yang langsung berdampak pada harga mobil juga berimbas pada penurunan daya beli masyarakat.
Kenaikan harga kendaraan membuat mobil baru semakin tidak terjangkau bagi sebagian konsumen.
Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, kendaraan bermotor adalah barang yang cukup mahal, sehingga kenaikan harga sebesar 2% bisa sangat terasa, terutama bagi mereka yang membeli mobil secara kredit.
BACA JUGA:Harga Mobil Bekas Suzuki Swift yang Cocok untuk Jemput Anak Sekolah
BACA JUGA:8 Daftar Mobil City Car Paling Irit di Indonesia
Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri bagi para produsen mobil dan dealer mobil, karena mereka harus menghadapi potensi penurunan volume penjualan akibat terhambatnya daya beli konsumen.
3. Peningkatan Penjualan Kendaraan Listrik dan Hybrid
Sebagai respons terhadap kenaikan PPN 12%, produsen mobil juga mungkin akan mencoba untuk mengalihkan fokus mereka pada kendaraan listrik (EV) atau hybrid yang mendapatkan insentif dari pemerintah.
Pemerintah Indonesia telah memberikan insentif pajak dan kemudahan pembelian untuk kendaraan listrik dan kendaraan hybrid, sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi polusi udara dan mendukung industri otomotif ramah lingkungan.
BACA JUGA:8 Daftar Mobil City Car Paling Irit di Indonesia
BACA JUGA:Simulasi Kredit Mobil Toyota Alphard dengan DP dan Cicilan Ringan
Kendaraan listrik dan hybrid meskipun harga jualnya sedikit lebih tinggi daripada kendaraan konvensional, dapat menjadi alternatif yang menarik bagi konsumen.
Mengingat harga jualnya tidak terkena PPN 12% atau mendapatkan potongan pajak lainnya.
4. Dampak terhadap Industri Pendukung Otomotif
Selain penjualan mobil, kenaikan PPN 12% juga akan memengaruhi industri pendukung otomotif, seperti dealer, bengkel, penyedia suku cadang, dan berbagai jasa terkait kendaraan lainnya.
BACA JUGA:5 Mobil Matic Bekas yang Mudah Dikemudikan oleh Pemula