“Saya sangat senang bisa ikut serta dalam pelatihan ini. Selain mendapatkan pengetahuan baru, saya juga bisa menghasilkan produk yang bisa dijual,” kata salah satu peserta, yang aktif dalam komunitasnya.
Pelaksanaan FGD dan workshop merupakan tahapan penerapan teknologi pirolisis yang diterapkan dalam kegiatan ini, bertujuan untuk mengurangi jumlah sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA) dan menghasilkan bahan bakar alternatif.
BACA JUGA:Prof Sakuri Wakil Ketua STT Wiworotomo Terima SK Guru Besar dari LLDIKTI Wilayah VI
BACA JUGA:Dosen STT Wiworotomo Menerapkan Pembuatan Pellet Unggas Berbasis Maggot di Teluk Purwokerto
Dengan menggunakan teknologi ini, masyarakat diharapkan dapat mengolah sampah plastik dan biomassa menjadi produk yang lebih bermanfaat dan ramah lingkungan.
“Teknologi pirolisis tidak hanya membantu mengurangi sampah, tetapi juga memberikan potensi sumber pendapatan tambahan bagi masyarakat,” jelas Prof. Dr. Nana Kariada, M.Si, salah satu dosen dari Universitas Negeri Semarang yang terlibat dalam kegiatan ini.
Kehadiran DLH dalam kegiatan ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam mendukung pengelolaan sampah yang lebih baik. Masyarakat berharap kegiatan ini dapat berkelanjutan dan menjadi model bagi desa-desa lain di Purbalingga.
“Kami berharap dapat meneruskan pelatihan ini dan menjangkau lebih banyak masyarakat. Dengan dukungan dari berbagai pihak, kami yakin bisa menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat,” ungkap Kepala Desa Panican saat mendampingi kelompok masyarakat yang terlibat dalam kegiatan ini.
Kegiatan penerapan teknologi pengelolaan sampah di Desa Panican adalah langkah awal yang positif menuju pengelolaan sampah yang lebih efektif dan berkelanjutan. Dengan adanya pelatihan dan dukungan dari pemerintah serta institusi pendidikan, masyarakat diharapkan dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka dalam mengelola sampah, sehingga berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan dan pertanian. Pemanfaatan bursam yang dikarbonisasi dijelaskan pemanfaataannya pada Kelompok Tani Panca Taruna.
Ke depan, diharapkan kegiatan serupa dapat terus dilakukan untuk mendorong kesadaran dan keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sampah, sehingga lingkungan yang bersih dan sehat dapat terwujud di Purbalingga dan sekitarnya. Imbuhnya optimis. (*)