BUMDes Klampok Banjarnegara Ubah Limbah Jadi Cuan, Produksi Telur Puyuh Capai 24 Kilogram per Hari
Petugas dari BUMDes saat melakukan pemilahan dan pemilihan telur puyuh hasil panen budidaya yang dilakukan BUMDes Desa Klampok Banjarnegara.-Pujud Andriastanto/Radar Banyumas-
BANJARNEGARA, RADARBANYUMAS - BUMDes Klampok Banjarnegara Ubah Limbah Jadi Cuan, Produksi Telur Puyuh Capai 24 Kilogram per Hari - Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Klampok, Kecamatan Purwareja Klampok, Kabupaten Banjarnegara, terus menunjukkan inovasi dalam menggerakkan ekonomi desa.
Setelah sukses dengan budidaya burung puyuh, BUMDes ini kini mulai mengelola sampah dan limbah ternak menjadi sumber ekonomi baru bagi warga setempat.
Ketua BUMDes Klampok, Agus Sutikno, mengatakan bahwa budidaya puyuh menjadi program unggulan karena memiliki prospek pasar yang stabil dan modal usaha yang relatif terjangkau.
“Budidaya puyuh ini tidak memerlukan lahan luas dan modal besar, tetapi hasilnya cukup menjanjikan. Selain itu, permintaan telur puyuh di pasaran terus meningkat, sehingga prospek usahanya stabil,” ujarnya, Jumat (10/10/2025).
BACA JUGA:Cuaca Ekstrem, Momok Bagi Peternak Puyuh
BUMDes Klampok saat ini mengelola sekitar 2.500 ekor burung puyuh dengan produksi rata-rata mencapai 24 kilogram telur per hari, atau sekitar 95 persen dari kapasitas produksi ideal. Program ini kemudian diperluas ke tahap kedua dengan penambahan 1.800 ekor burung puyuh berusia 46 hari yang kini menghasilkan sekitar 12 kilogram telur per hari.
Menurut Agus, pemasaran telur puyuh tidak menjadi kendala. Produk mereka langsung diserap oleh pedagang dan juga dijual eceran kepada masyarakat.
“Harga jual kami kompetitif, yakni Rp27.500 per kilogram, lebih murah dibandingkan pasar tradisional,” katanya.
Tak hanya fokus pada hasil utama, BUMDes Klampok juga memanfaatkan limbah peternakan untuk menciptakan nilai tambah ekonomi.
BACA JUGA:Puyuh Jantan Jadi Alteratif Baru Burung Kicau
“Selain telur, kotoran burung puyuh kami manfaatkan sebagai media budidaya kutu air dan cacing sutra. Jadi, seluruh hasil dari kegiatan budidaya ini bisa memberikan manfaat ekonomi berkelanjutan,” jelas Agus.
Inovasi tidak berhenti di sektor peternakan. BUMDes Klampok kini juga mengelola sampah rumah tangga untuk mendukung program ketahanan pangan desa. Melalui pendekatan ekonomi sirkular, setiap limbah diolah kembali menjadi sesuatu yang bernilai.
Kepala Desa Klampok, Agus Supriyono, menyebut pengembangan usaha ini merupakan bagian dari strategi desa untuk memperkuat ketahanan pangan dan perekonomian lokal.
“BUMDes Klampok sekarang berfokus pada program ketahanan pangan melalui berbagai inovasi seperti budidaya burung puyuh, ikan mujair, pengolahan sampah, serta budidaya magot sebagai pakan ternak,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


